Sabtu, 16 Maret 2013

Penyakit Pebrine pada Ulat Sutera

Gejala
Ulat yang terserang akan kehilangan nafsu makan dan pertumbuhannya menjadi tidak seragam. Serangan lebih lanjut membuat ulat berhenti makan, tubuhnya menkerut, akhirnya mati.
Serangan pada ulat kecil menyebabkan ulat tidak dapat berganti kulit, sehingga tetap tiggal pada instar III atau IV lebih dari 10 hari. Tanda lain dapat dilihat pada ngegat yang terserang pebrine. Ngengat yang terserang akan sukar keluar dari kulit pupa. Sayap ngengat tetap mengkerut tidak mengembang sempurna dan gerakannya lamban, serta pasif sekali.

Penyebab
Penyakit seperti ini disebabkan oleh binatang bersel tunggal yang disebut Nosema bombycis. Ulat yang terserang penyakit ini pada setiap bagian tubuhnya mengandung penyakit terutama dalam kelenjar suteranya. Penyakit ini pernah memporak-porandakan usaha pemeliharaan ulat sutera di Indonesia.
Spora dari Nosema bombycis yang keluar dari tubuh ulat yang sakit dapat melekat pada daun murbei, alas atau alat-alat pemeliharaan. Ulat yang sehat dapat tertulari jika memakan daun yang mengandung spora tersebut atau bersentuhan dengan alas atau alat pemeliharaan yang tercemari spora.

Penanggulangan
Penanggulangan terhadap penyakit ini sangat sulit. Ulat yang sudah terserang sebaiknya segera dibakar kemudian tempat dan alat pemeliharaan didesinfeksi dengan larutan formalin 2%. Spora dari penyakit ini tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga untuk membersihkan tempat yang tercemar perlu waktu lama dan dilakukan dengan cermat.

0 komentar:

Posting Komentar