Sekitar 21 hari setelah menetas, ulat mulai membuat kokon sebagai persiapan memasuki masa berkepompong. Pembuatan kokon selesai dalam waktu tiga hari. Ulat yang siap mengokon mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Tubuhnya kelihatan bening, transparan, berwarna kekuningan.
- Napsu makan berkurang atau hilang sama sekali.
- Ulat cenderung berjalan ke pinggir atau naik ke sisi sasak.
- Dari mulutnya keluar serat sutera.
- Kotoran yang keluar berwarna cokelat kekuningan.
Bila ulat instar V sudah menunjukkan gejala seperti di atas, segera dipindah ke tempat pengokonan. Dari ribuan ulat yang dipelihara, saat mengokonnya tidak serempak. Bila beberapa ulat mulai mengokon, sebaiknya diambil satu per satu dan dipindahkan ke tempat pengokonan. Jika ada beberapa yang belum mengokon, terus diberi makan sampai siap mengokon.
Pemindahan ulat ke tempat pengokonan ini sebaiknya dilakukan tepat pada saat ulat akan mengokon. Ulat yang dipindahkan terlalu awal ke tempat pengokonan akan mengganggu ulat lain yang sudah mengokon, karena ulat yang belum siap mengokon ini hanya akan berjalan ke sana ke mari. Sedangkan pemindahan yang terlalu lambat, maka kokon yang dihasilkan tidak akan sempurna atau kecil-kecil karena sutera dalam tubuhnya tinggal sedikit. Selama ulat mengokon, suhu ruangan diusahakan berkisar antara 23-25 derajat celcius dengan kelembapan 60-70%. Pertukaran udara harus dapat berlangsung dengan lancar.
Pada awal pengokonan, ulat masih mengeluarkan kotoran. Jika kotoran ini tidak segera dibersihkan akan membuat ruangan menjadi lembab. Untuk menghindarinya, di bawah tempat pengokonan dipasang kertas koran untuk menampung kotoran. Begitu kotoran kelihatan banyak segera dibuang berikut kertasnya.
Pada tahap pengokonan ini tempat pengokonan dan cara melakukan pengokonan sangat berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar