Kokon diolah menjadi benang lewat proses pemintalan. Untuk ini biasa digunakan Alat Pemintalan Tenaga Kaki (APTK). Alat ini banyak dipakai di daerah Bili-bili, Sulawesi Selatan. Proses pemintalannya adalah sebagai berikut.
- Mula-mula kokon direndam air dingin, lantas dimasukkan ke dalam air panas. Dalam air panas kokon ditekan-tekan hingga tenggelam. Air panas tidak perlu sampai mendidih.
- Air panas dikurangi apabila kokon yang tenggelam sudah sekitar 75%. Kokon kemudian dipindahkan ke alat pintal.
- Ujung kokon dicari dengan memakai alat serupa sikat atau sapu dari batang padi atau bahan lainnya. Serat tersebut kemudian dimaksukkan ke penyaring, lalu ke peluncur dan terakhir ke haspel. Haspel merupakan tempat penggulungan benang sutera.
- Apabila kokon habis, ditambah dengan yang baru. Umumnya tiap benang berasal dari 10=12 kokon. Jumlah ini bisa berubah menurut pemesanan benang. Benang yang putus harus disambung dengan sisa potongan sekitar 0,12 cm. Kokon yang putus ujungnya dicari lagi baru dilanjutkan pemintalan. Kokon yang sratnya terlalu sering putus, lebih baik dibuang dan diganti dengan yang baru.
- Benang sutera yang mengumpul di haspel dicuci. Cara mencucinya cukup dengan dicelupkan dalam air bersih. Lalu kumpulan benang dipindahkan ke haspel yang lebih besar. Biarkan benang ini hingga kering angin dengan sendirinya.
Benang yang sudah kering diambil dari haspel. Setelah itu ditimbang dan dimasukkan dalam plastik atau kemasannya. Benang ini dapat langsung dipasarkan.
Selain menggunakan APTK, kokon dapat dipintal denganAlat Pintal Tenaga Mesin (APTM). Di Indonesia, alat ini belum banyak. Yang tercatat sudah memilikinya adalah Perum Perhutani.
0 komentar:
Posting Komentar